Dapatkan Tiket Surga Gratisan

8588547428_8baeb714fd_z

Hidup dipenuhi suara dering telepon selular. Pikirannya selalu memikirkan banyak pekerjaan, ia seperti dirantai oleh waktu yang terus berputar tak menunggu setiap kompromi yang kita lakukan. Entahlah apakah ia ditakdirkan untuk disibukkan oleh keadaan, hingga kadang keadaan menyingkirkan keinginan untuk bercengkrama dengan sang pedoman kehidupan.

Setiap hari rumahnya sepi dari pembacaan pedoman kitab suci akhir zaman. Kitab yang penuh perjuangan hingga penyusunannya. Bahkan, melahirkan hidayah Tuhan kepada setiap insan. Sayang manusia mulai mengesampingkan amanah Tuhan. Kitab suci hanya menjadi pajangan penghias ruangan.Tersusun rapi dilemari kaca, seolah-olah menandakan kecintaan.

Kartu tanda penduduk saja yang menandakannya memiliki pedoman kitab suci Al-Qur’an. Dia hanya senang menjadikan tayangan televisi yang sebagai pedoman. Seakan tiket surga sudah digenggaman tangan. Telinganya mendengar kabar kematian dari telepon selularnya yang berdering keras memberikan pemberitahuan, bahwa temannya baru saja meninggal karena kecelakaan. Ia buru-buru membuka lemari kaca yang menyimpan kita suci Al-Qur’an. Sejak saat itu rumahnya riuh dengan suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Walaupun terbata ia berusaha membacanya, sambil menyibukkan hari – harinya yang libur dengan mengikuti kajian menuju ketaatan.Tak lama kemudian, kematiannya menjemput pada kebahagiaan, kitab pedomannya sempat terbaca, meskipun kita tak semestinya bertaubat menunggu nyawa dikerongkongan. Tetapi setidaknya kita jadi memahami sebuah pertanyaan bahwa tiket surga akan didapat sesuai amal dan perbuatan.

Jadikan rumah kita tempat yang riuh oleh lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, bukan menjadi sunyi seperti kuburan. Tiket surga itu gratisan, merengkuhnya saja yang harus penuh kegigihan.Tak perlu sebuah alasan untuk menunda kebaikan, makan akan kita dapatkan tiket surga secara gratisan melalui kegigihan dihadapan Tuhan.

Jakarta, 19 April 2015 | @kanggilang03

Leave a comment