Aku tak bisa menuliskan kata yang dalam setiap rasa ini, seperti mulai bekerja dialiran darahku. ia memindahkan segala kepenatan menjadi sebuah kesenangan. Ia melepaskan segala beban yang mulai membuat pusing kepalaku. Rasa-rasanya ada yang membuat jiwa yang tadinya tandus menjadi sebuah rasa baru yang menyuburkan dan menyejukkan. Aku mendengar ini disebut cinta. Ia ditakdirkan menyihir siapapun yang merasakannya, tak terlihat tapi kita dibuat merasa hebat karenanya.
Seperti Lava gunung merapi. Tak akan ada yang bisa mencegahnya. Manusia hanya bisa melihat ketika lava pijar itu meluap bagaikan air sungai meluluhlantahkan setiap tempat dan benda yang ada dihadapannya. Ia seperti menunjukkan kekuatannya yang dengan sekejap mata terlihat kedahsyatannya. Meskipun setelah itu, bumi kembali menenangkan penduduknya dengan kesuburan di setiap tempat yang diluluhlantahkan oleh lava panas itu, ada kesuburan yang tuhan titipkan setelah bencana melanda. Inilah cinta. Ia memperlihatkan kekuasaannya disisi kelembutannya.
Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan saja tapi rasa yang menembus jauhnya jarak yang memisahkan raga. Aku memang tak kuat melawan keinginan bertemu tapi rasa telah bertemu walau raga tak saling bertatap muka. Semua jadi cerita cinta yang terbungkus rapi dalam alunan fitrah yang Maha mempertautkan rasa.berikan pada setiap hamba. Ia sanggup menyejukkan hati yang terbakar oleh kemarahan yang membara. Inilah cinta, mampu menyejukkan ditengah panasnya suasana.
Cinta adalah goresan kanvas rasa yang tuhan lukiskan dalam dada para manusia. Ia tak bisa dilihat bahkan disentuh. Penderitaan kelaparan akan menghadirkan cinta yang kekenyangan. Melahirkan cinta yang menyadarkan kesederhanaan cukup baginya dan cinta lahir dalam setiap nuansa dengan merasakan duka saudara – saudara yang menderita didunia.
Sungguh sulit menceritakan rasa ini, karena banyak yang tersembunyi melahirkan kekaguman ddalam setiap kerjanya. Menghadirkan haru biru kekuasaan dalam sebuah kelembutan, dan memunculkan kepedulian dalam setiap jiwa yang sedang merasakannya. Kita tak lagi mampu katakan , dan rasanya sudah banjir penjelasan tentang kedahsyatannya maupun keajaibannya.
Jakarta, 11 Januari 2015 I Gilang Ramadhan
@kanggilang03