Sahabat untuk seorang lelaki
Rasanya menjadi lelaki itu bagaiamana, pastilah saya tahu, karena saya seorang lelaki. Saya menulis ini karena saya sedang mencoba memahami apakah ini rasa yang kemunculannya hanya karena hawa nafsu semata atau lahir memang karena Tuhan telah menitipkan pesan kepada setiap hamba bahwa telah tertulis semua ketetapan tentang mencari seorang sahabat sejati sepanjang masa.
Ada satu hal yang mungkin perlu kita tanamkan dalam diri kita para lelaki. Terlepas dari usia, pekerjaan, harta, yang tuhan karuniakan kepada kita, tetaplah kita memerlukan seorang sahabat yang akan menemani dengan penuh keakraban, persaudaraan, dan kebersamaan. Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda dan tidak akan pernah sama. Karena sebagaimana Allah menciptakan mahluknya yang lain, semua memiliki perbedaan bukan hanya fisik, tapi peran yang masing-masing berbeda satu sama lain. Setiap nafas memiliki tugas yang saling mengisi kekosongan, saling melengkapi dan menyeimbangkan kehidupan. Demikian juga yang terjadi terhadap laki-laki dan perempuan.
Mencari sosok sahabat sejati memang tak semudah membalikkan telapak tangan, sulap sim salabim lalu muncul seperti apa yang kita inginkan. Kita perlu memasuki proses dimana pencarian itu akan terhenti pada terminal akhir, tempat dimana kita menemukan dia (wanita), seseorang sahabat sejati yang akan menjadikan kita (lelaki) sebagai manusia yang paling beruntung bersamanya, seseorang yang senantiasa akan menjadi sahabat sejati disaat susah dan senang selamanya.
Disaat akan menyampaikan kepada sahabat sejati, sepatutnya tidak serta merta melampaui aturan illahi. Sebaiknya simpan ungkapan perasaan kita setelah kalimat ijab Kabul terlaksana. Karena mengungkapkan perasaan kepadanya sebelum sah nya ikatan akan mencipta romansa yang tak terkira saat suara lantang itu terdengar membahana, hingga arsy langit pun terguncang mendengarkannya. Dia akan menjadi tempat memulai langkah menapaki bumi dengan keberkahan illahi, dalam genggaman ikatan suci menggenapkan separuh agama dia akan menjadi penyempurna kesendirian menjadi kebersamaan.
Langkah menuju berkah itu perlu proses. Dalam proses nanti saya sebagai seorang lelaki merasa sangat penting untuk menyimpan nama perempuan yang kelak akan menjadi sahabat sejati. Hanya dua sahabat sejati ini dan dua keluarganyalah yang mengetahui proses berkah ini. Ini adalah salah satu proses yang akan sangat penting, bukan dalam hal ini saya tidak ingin mengakui adanya proses bahagia ini. Tapi ini pilihan yang islam tawarkan, yang saya pilih karena saya merasa ini baik untuk melindungi dua keluarga dari fitnah, bila kami tak berjodoh hingga waktu akad tiba nanti. Hal ini bertujuan melindungi kehormatan perempuan dengan tidak menyebut namanya dihadapan khalayak ramai. Dengan demikian, sang perempuan akan terjaga kehormatannya. Dan ini bentuk perlindungan, penghormatan seorang lelaki kepada perempuan yang dicintainya, tidak hanya dimasa proses maupun ketika pernikahan telah dilaksanakan. Sebagaimana seorang ayah akan ridho menyerahkan anaknya kepada seorang lelaki yang menjaga anaknya dengan penuh penghormatan dan memperlakukannya dengan sangat penuh ketulusan, sebelum terbungkus dalam ikatan pernikahan.
Dia (wanita) yang nanti akan menjadi sahabat sejati yang akan senantiasa mengingatkanku untuk berada pada koridor-koridor aturan illahi. Ia membuat kegelapan disinari cahaya illahi. Cahaya yang menerangi setiap proses sahabat sejati mengatakan janji dalam sikap bukan sekedar tulisan yang diukir dalam pesan-pesan yang menyatakan rasa. Sahabat ini butuh ucapan, tindakan, dan juga pembuktian bahwa engkau akan menjadi sahabat yang care dalam sedih, senang, dan saling menutupi aib dalam merenda perjalanan panjang hidup ini. Seperti kata pepatah “jika engkau memiliki seorang sahabat, jangalah sekali-kali engkau menyakitinya dengan sesuatu yang tidak ia suka. Wanita ini ingin rasanya dirahasiakan sampai tiba waktunya. Pengakuan memang sangat dibutuhkan seorang wanita. Tapi yakinkanlah padanya bahwa kerelaan menahan diri diakui manusia tidak lebih indah jika akui Allah sebagai miliku dalam ikatan suci atau aku milikmu dihadapan dzat yang amat suci pencipta mahluk dan alam semesta dimuka bumi.
Zaman ini memang telah merubah mindset setiap manusia. Manusia sejatinya akan melibatkan allah dalam setiap proses kehidupannya. Proses Pra Nikah adalah satu dari proses kehidupan yang akan melibatkan sang Maha pencitpta manusia. Menuju proses bahagia memang penuh guratan emosi didalamnya, membutuhkan kesabaran ketika tiba-tiba ujian datang mendera. Keinginan mengakui dan diakui juga kadang muncul dilubuk hati seorang pria bukan hanya seorang wanita, ini fitrah manusia. Akupun merasakannya ketika proses melibatkan dua keluarga maka sejatinya kita menahan sejuta rasa bahagia, segala kemodernan zaman yang erat kaitannya entah dalam bentuk foto mengabadikan moment bahagia. Entah saat proses itu beranjak dari taaruf menjadi khitbah, yang kadang membuat kita ingin berbagi cerita dengan teman ataukah bercerita di social media. Tapi kita wajib menahannya sampai waktunya tiba, ya seperti kita berpuasa menunggu waktu maghrib untuk berbuka tiba, kudu sabar menunggunya. Proses yang baik dimana proses tsb. Melibatkan allah didalamnya, bukan sekedar saat kita memohon dalam do’a tapi menggunakan syarat dan ketentuan berlakunya.
Sebuah tuntunan yang kita taati adalah bentuk dimana kita melibatkan allah dalam setiap proses kehidupan menuju bahagia. Sepanjang laki-laki dan perempuan bisa menjaga diri, keduanya bisa saling menjaga kehormatan. Maka, Allahlah sejatinya yang akan menjaga keduanya sampai pada waktu yang sudah digariskan keduanya berjalan pada satu jalan yang sama.
Laki-laki dituntut untuk memiliki prinsip yang mencerminkan bentuk kejelasan sikap. Karena suatu hari laki-laki akan menjadi pemimpin seorang wanita dimana kita sebagai pengambil segala kebijakan yang baik kepada perempuan. Godaan terbesar sebuah persahabatan sejati ialah ketika komunikasi dalam komitmen mulai kurang waktu bersama, maka jagalah diri dan kepercayaan pasangan. Dan ingatlah berapa lama, kamu membangun kesetiaan persahabatan karena ketika menjadi istri ia akan menjadi cinta bukan sekedar ucapan, apalagi cinta ini adalah cinta yang akan mengingatkanmu. Dia akan menyamakan langkahmu dengan langkahnya karena ia ingin selalu ada didekatmu, jadikanlah ia sahabat sejatimu.
Jakarta, 25 oktober 2014 | Kang Gilang