Kita sering menemukan kata dalam sebuah kota, tetapi kalian akan menemukan makna setelah berjalan mendekati alam semesta. Aku menemukan keteduhan, kenyamanan bersama kalian saat mencoba melihat kuasa sang pencipta, walau kita menyusuri gelapnya malam, hingga dingin yang menusuk tulang dan mata yang terus menerus bekerja melihat setiap jalan yang penuh dengan akar dimana-mana. Kalian sahabat yang memainkan peran dalam sebuah cerita bernama pendakian Ciremai yang tracknya dikenal ganas hingga kadang memakan korban hypothermia.
Saya memang menemukan kalian di sebuah chat wa, yang membahas ciremai berkali-kali ingin mendaki kesana keinginan kalian saat itu. Kebetulan saya yang tiga bulan sebelumnya mendaki di ciremai tertantang untuk menaklukkan ciremai disaat selesai wisuda. Keinginan mendaki merbabu awalnya yang membuat saya telah bersiap 70 % dalam segi peralatan dan perlengkapan pendakian bersama sahabat saya adnan , dan saudara di jogja. Kami sudah menjadwalkan kira-kira antara oktober, November, ataukah desember, pokoknya selesai wisuda.
Adnan yang merupakan sahabat pendakian pertama saya saat mendaki ciremai via linggarjati , merupakan leader saat diciremai. Ciremai sebuah gunung yang terkenal dengan cerita-cerita mistis, yang terjadi pada pendaki lainnya, ada yang kesurupan, hilang hingga seminggu dan seperti masuk hutan mati dan sebagainya, bahkan hingga meregang nyawa. Inilah cerita-cerita pendaki yang akan menjadi kenangan tak akan habisnya untuk menjadi cerita bagi para pendaki lainnya.
Ketika oktober makin mendekat dengan hari wisuda kami mendapat kabar merbabu batuk, alias mengeluarkan semburan abu vulkanik, padahal kata saudara saya biasanya ngga tuh. Akhirnya saya dan adnan mencari alternantif untuk ikut rombongan siapa saja yang penting mendaki. Di social media WA (whastsapp) teman dan obrolan makin ramai di salah satu teman saya nugie namanya. Saya biasa panggil dia abah karena dia telah dikaruniai istri dan dua anak yang sangat mereprentasikan sosok abah ditengah kumpulan bujangan seperti saya dan yang lainnya , asiiik.
Bicara keramaian social media WA yang membicarakan ciremai membuat saya akhirnya nimbrung bersama adnan di grup WA pendakian ciremai. Ya, karena kebetulan kami beberapa bulan yang lalu pernah mendaki ke ciremai, kami diminta ikut sekaligus menjadi guide atau pembuka jalan pendakian grup ini. Akhirnya kami berdua mengiyakan tawaran tersebut, walau dua pekan sebelum pendakian adnan tidak bisa ikut bersama kami karena harus mengalami pengangkatan jaringan yang rusak pada telapak kakinya. Hingga hari keberangkatan tiba akhirnya ada pengganti adnan yaitu syarif.
Pagi hari itu inget banget deh, ngga bakalan saya melupakan hari itu. Siang jam 12 setelah shalat dzuhur saya masih berada di kantor sekertariat KAMMI Jakarta sambil ngobrol dengan adnan saya memang berniat mengambil ktp adnan karena akan digunakan untuk bukti cek tiket kereta api di stasiun yang akan digunakan karena adnan tidak dapat berangkat maka syari yang menggantikannya. Selepas shalat dzuhur bersama di musholla saya lekas pulang karena kereta kami berangkat pukul 16.30 WIB dari stasiun Jakarta Kota.
Setibanya dirumah kira-kira pukul 12.45 WIB saya tiba-tiba seperti kurang enak badan malah saat dihari keberangkatan, mungkin efek tidur larut malam.
Gilang : Saya akhirnya mencoba mengirim pesan singkat melalui WA secara japri kepada abah nugie, bertanya apakah jadi berangkat bareng ke stasiun atau ngga.
Abah Nugie : Kita berangkat jam 02.00 WIB aja ya, katanya itu isi pesan yang lihat di WA .
Waduh, jam sudah menunjukkan 13.45 WIB saya langsung kirim pesan lagi kea bah, kalau jam 14.00 WIB ngga ada kabar ane berangkat. Pertanyaan saya belum mendapatkan respon dari si abah, akhirnya saya mengambil keputusan untuk berangkat pada pukul 14.05 WIB dengan menggunakan angkot 03 dan dilanjut dengan menggunakan busway, sampai akhirnya jam semakin cepat berputar hingga jam tangan saya menunjukkan pukul 14.15 WIB . Handphone saya berdering, nama abah tertera akhirnya di layar Handphone saya, dan ketika saya menjawab panggilan,
si abah bertanya lagi dimana ? “
ini lagi dibusway di shelter pasar induk mau ke shelter karmat jati.
Antum lagi dimana ?
lagi di jalan baru mau ke pasar rebo, pakai taksi sama nisa salah satu pendaki dalam grup ciremai kali ini juga. Antum turun disitu nanti kita bareng aja, ga bakalan ke buru kalau naik busway.
Dipikir-pikir emang saya ngga bakalan keburu kalau naik busway, tapi karena abah ngga jawab,saya minta donny nunggu di stasiun jatinegara biar ke Jakarta kota bareng. Akhirnya saya turun di shelter busway kramat jati menunggu kira-kira 15 menit ya jam 14.30 WIB baru terlihat taksi berwarna biru mendekat ke bawah jembatan penyembarangan kramat jati tempat saya menunggu mereka. Dan kami akhirnya bareng menuju stasiun Jakarta kota. Ya sambil menghubungi donny salah satu rekan kami yang sudah menunggu saya yang awalnya berencana setelah dari busway melanjutkan naik kereta dari stasiun jatinegara, dari situ langsung menuju stasiun Jakarta kota. Karena kami bertiga akan langsung menuju stasiun melalui tol menggunakan taksi, maka saya meminta dony segera berangkat dari jatinegara menuju Jakarta kota.
Sore itu saya kembali memegang leher saya, badan agak hangat sekali, setelah dari kantor sekertariat kammi Jakarta. Kami semakin dag dig dug karena saat di tol jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB waktu serasa cepat sekali berlalu. Hingga saat di stasiun Jakarta kota yang baru kelihatan dari jauh jam sudah di angka 16.00 WIB tinggal 30 menit lagi , handphone saya berdering,ibu saya menelpon memberitahukan head lamp nya tertinggal masih ada di meja belajar, astaghffirullah baru sadar head lamp saya ketinggalan, untungnya ada senter tangan yang sudah masuk tas kecil saya berserta persediaan baterai yang cukuplah untuk pendakian ini. Ketika tiba di stasiun jam menunjukkan pukul 16.05 WIB Alhamdulillah sampai juga.
Disini cerita kita dimulai Jakarta kota menuju Cirebon plujakan menggunakan kereta tegal arum. Kami bertiga mencari anggota pendakian yang saat itu sudah berkumpul didepan pengecekan tiket, dari 13 pendaki yang sudah berada di lokasi ada syarif, vita, iradah, ibsin, dodo, andi, gilang bem, deby, lalu saya sendiri gilang ramadhan, abah nugie, nisa, masih ada dua orang lagi yang belum sampai di stasiun Jakarta kota yaitu donny, dan putri . Karena kami hanya berkenalan di WA , kami berkenalan secara nyata sambil berbincang dan menunggu, tak terasa juga jam sudah menunjukkan pukul 16.15 WIB ada petugas yang bertanya kepada rombongan kami mau kemana , lalu salah satu rekan kami menjawab mau naik kereta tegal arum pak. Petugas itu akhirnya mengatakan kepada kami ya sudah segera boarding pass karena kereta berangkat jam 16.25 WIB, waduh sekarang udah jam 16.20 WIB si donny akhirnya datang juga, maka kami bersepakat untuk boarding pass, dan kami 12 pendaki memasuki boarding pass dan segera memasuki kereta iradah dan donny menunggu di pengecekan ticket, sembari menghubungi putri yang belum terlihat batang hidungnya. Cerita pendakian kali ini lebih dahsyat emang, putri yang kami tunggu-tunggu belum tiba, iradah tetap menunggu didepan pintu masuk gerbong paling belakang, dan akhirnya putrid dengan dibantu iradah akhirnya naik juga dia ke kereta, haha mirip ilm 5 cm. Dengan wajah lelah putri ditemani iradah memasuki gerbong dimana kami 11 pendaki lainnya tengah duduk manis menanti kehadiran sang koki hahaha, yang di grup paling bawel nanyain brokoli, dan sayuran dalam pendakian ini. Ya sepertinya putri habis nangis, pengakuan dia dari raut mukanya, setelah melalui proses syuting film 5 cm versi ciremai wak waw.
Disitu abah, dodo, gilang bem, sambil bercanda meledek putri telat terus hahaha kaya film 5 cm aja hampir ketinggalan. Disitu saya (gilang ramadhan) duduk bersama andi, donny, di sebelah kanan ada gilang bem, duduk bersama penumpang lain, didepan tempat duduk saya ada lima orang akhwat vita, iradah, putrid, deby, dan nisa yang duduk bareng, dan didepan gilang bem , ada abah nugie, dodo, andi, syarif, ibsin. Kereta pun berangkat, perjalanan kita dimulai, para akhwat mulai pada makan rendang karena ada yang bawa rendang dan nasi, sementara para lelaki ikhwan Cuma pada ngobrol sepanjang jalan dan tidur tentunya, karena ketika sampai kita akan langsung mendaki. Apalagi saya untuk menghilangkan pusing, saya tidur , eh andi sama dony juga tidur sambil menunggu perjalanan sampai tiba Cirebon plujakan. Jam sudah menunjukkan pukul 20.10 sepertinya perjalanan kami cepat sekali ,setelah insiden salah satu carier kami ada yang jatuh mengenai penumpang lain, di pengeras suara kita diingatkan bagi yang ingin turun di Cirebon plujakan harap bersiap-siap karena akan segera tiba di stasiun Cirebon plujakan.
Setelah ini simak Story Ciremai Duduk Setengah Body ya…
Jakarta, 7 November 2014
Gilang Ramadhan